Nama Raja- Raja Di Jawa
RAJA-RAJA DI JAWA
Raja-raja Salakanegara:
(Sumber: Naskah Wangsakerta yang disusun di abad ke-17 oleh sebuah Dewan yang dipimpin oleh Pengeran Wangsakerta dari Cirebon).
1. Dewawarman I / Prabu Darmalokapala Ajiraksa Gapura Sagara (130-168), pedagang dari India, duta keliling, perantau dari Pallawa India, akhirnya menetap di Salakanagara karena menikah dengan putri penghulu setempat (Aki Tirem).
2. Dewawarman II / Prabu Digwijayakasa Dewawarmanputra (168-195),
3. Dewawarman III / Prabu Singasagara Bimayasawirya (195-238),
4. Dewawarman IV / Menantu Dewawarman II, Raja Ujungkulon (238-252),
5. Dewawarman V / Menantu Dewawarman IV (252-276),
6. Mahisa Suramardini Warmandewi, Putri tertua Dewawarman IV, istri Dewawarman V, menggantikan suaminya yang gugur melawan bajak laut. (276-289)
7. Dewawarman VI / Sang Mokteng Samudera (289-308),
8. Dewawarman VII / Prabu Bima Digwijaya Satyaganapati (308-340),
9. Sphatikarnawa Warmadewi / Putri sulung Dewawarman VII (340-348),
10. Dewawarman VIII / Prabu Darmawirya Dewawarman / Cucu Dewawarman VI yang menikahi Sphatikarnawa Warmadewi (348-362),
11. Dewawarman IX (362). Di masa ini kerajaan Salakanegara menjadi bawahan Tarumanegara.
Raja-raja Kerajaan Tarumanegara.
1. Jayasingawarman (358-382), pendiri kerajaan Tarumanegara, merupakan menantu dari Dewawarman VIII, maharesi dari Calankayana India, mengungsi ke Jawa karena daerahnya diserang oleh Maharaja Samuderagupta dari Maurya. Pusat kerajaaan Salakanagara dipindahkan dari Rajatapura ke Tarumanegara.
2. Dharmayawarman (382-395),
3. Purnawarman (395-434),
4. Wisnuwarman (434-455),
5. Indrawarman (455-515),
6. Candrawarman (515-535),
7. Suryawarman (535-561),
8. Kertawarman (561-628),
9. Sudhawarman (628-639),
10. Hariwangsawarman (639-640),
11. Nagajayawarman (640-666),
12. Linggawarman (666-669).
Raja-raja Kerajaan Kendan:
1. Resi Guru Manikmaya (536-568) dari Jawa Timur, namun dia adalah brahmana dari India Selatan, dari keluarga Calankayana. Dia berkelana, lalu berada di Jawa menikahi Putri Tirtakancana, putri Maharaja Suryawarman, raja Tarumanegara yang ke-7, sehingga dia dihadiahi wilayah bernama Kendan. Maharaja Suryawarman menghadiahi mahkota raja kepada Resi Guru Manikmaya, dan siapa yang menentangnya akan dihukum mati.
2. Baladika Suraliman / Rajaputra Suraliman (568-597),
3. Prabu Kandiawan / Rajaresi Dewaraja (597-612).
Raja-raja Galuh / Medang:
1. Prabu Wretikandayan (612-702), anak bungsu dari Prabu Kandiawan,
2. Prabu Jalantara / Suraghana (702-709),
3. Sanna (709-716).
Setelah raja Sanna mati maka kerajaan Medang mengalami kekacauan, hingga tampilnya Rakai Sanjaya, anak dari Sannaha (Sannaha adalah saudari dari Sanna) yang kemudian dikenal sebagai pendiri Mataram Kuno (Mataram Hindu-Buddha).
Raja-raja Mataram Kuno:
1. Rakai Sanjaya (732-760),
2. Rakai Panangkaran (760-780), wangsa Syailendra,
3. Rakai Panunggalan / Dharanindra (780-800),
4. Rakai Warak / Samaragrawira (800-820),
5. Rakai Garung / Samaratungga (820-840),
6. Rakai Pikatan / suami Pramodawardhani, kembalinya wangsa Sanjaya (840-556),
7. Rakai Kayuwangi / Dyah Lokapala (856-882),
8. Rakai Watuhumalang (882-899),
9. Rakai Watukura / Dyah Balitung (898-915),
10. Mpu Daksa (915-919),
11. Rakai Layang Dyah Tulodong (919-924),
12. Rakai Sumba Dyah Wawa (924),
13. Mpu Sindok (pindah ke Jawa Timur) dikenal dengan Kerajaan Medang,
14. Sri Lokapala
15. Makuthawangsawardhana
16. Dharmawangsa Teguh
Tahun 1006 Kerajaan Medang runtuh diserang oleh Raja Wurawari dari kerajaan Lwaram sekutu Sriwijaya. Raja Dharmawangsa mati terbunuh, namun keponakannya Airlangga berhasil selamat. Airlangga adalah anak dari Mahendradatta (saudari Dharmawangsa Teguh) dan Raja Udayana di Bali.
Raja Kahuripan atau Panjalu:
1. Prabu Airlangga (1009 – 1045),
Tahun 1045 kerajaan Kahuripan dibagi menjadi dua wilayah oleh Airlangga, yaitu untuk anaknya yang bernama Sri Samarawijaya di bagian Barat bernama Kadiri beribukota di Daha, dan untuk anaknya Mapanji Garasakan di bagian Timur bernama Janggala beribukota di Kahuripan yang merupakan ibu kota lama kerajaan Panjalu (Kahuripan). Kahuripan sekarang di daerah Sidoarjo. Airlangga turun takhta, menjadi pertapa dan meninggal tahun 1049.
Raja-raja Kediri atau Kadiri:
1. Sri Samarawijaya (1045). Dia berhasil mengalahkan saudaranya, Mapanji Garasakan, sehingga kerajaan Kahuripan atau Panjalu yang semula dibagi dua, bersatu lagi menjadi kerajaan Kadiri,
2. Sri Jayawarsa (1104-1115),
3. Raja Bameswara (1116-1135),
4. Sri Jayabaya (1135-1159),
5. Sri Sarweswara (1159-1170),
6. Sri Aryyeswara (1170-1180),
7. Sri Gandra (1181),
8. Sri Kameswara (1190-1200),
9. Sri Kertajaya (1200-1222).
Kerajaan Kediri diserang dan dikalahkan oleh pasukan Ken Arok dari Tumapel, pada Perang Genter tahun 1222. Ken Arok mendirikan kerajaan baru bernama Singasari.
Raja-raja Kerajaan Singasari:
1. Ken Arok / Rajasa Sang Amurwabhumi (1222-1247),
2. Anusapati (1247 - 1249),
3. Tohjaya (1249 - 1250),
4. Ranggawuni alias Wisnuwardhana (1250 - 1272),
5. Kertanegara (1272 - 1292 M).
Tahun 1292 Singasari diserang oleh Adipati Jayakatwang, adipati Kediri, sehingga Singasari jatuh dan berakhir. Jayakatwang adalah putra dari Sastrajaya. Sastrajaya adalah putra dari Jayashaba, dan Jayashaba adalah putra dari Raja Kertajaya, raja terakhir kerajaan Kediri.
Kertanegara, raja Singasari terakhir, mati dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan Jayakatwang tersebut.
Menantu Kertanegara bernama Raden Wijaya lari sampai ke Songenep (Sumenep) bertemu dengan Adipati Arya Wiraraja, meminta bantuan politik. Akhirnya Arya Wirajaja meminta Jayakatwang agar mengizinkan untuk Kembali ke Jawa. Raden Wijaya diberikan tanah di Tarik (sekarang ada di wilayah Mojokerto), mendirikan Majapahit.
Raden Wijaya selanjutnya bekerjasama dengan pasukan Tartar Mongol untuk menyerang dan mengalahkan Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, lalu pasukan Majapahit menyerang dan mengusir pasukan Tartar Mongol. Sejak itu dimulailah era kerajaan Majapahit.
Raja-raja Majapahit:
1. Raden Wijaya / Kertarajasa Jayawardhana (1293-1309)
2. Kalagamet / Sri Jayanagara (1309-1328)
3. Sri Gitarja / Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350)
4. Hayam Wuruk / Sri Rajasanagara (1350-1389)
5. Wikramawardhana (1389-1429)
6. Suhita / Dyah Ayu Kencana Wungu (1429-1447)
7. Kertawijaya / Brawijaya I (1447-1451)
8. Rajasawardhana /Brawijaya II (1451-1453)
9. Purwawisesa /Girishawardhana /Brawijaya III (1456-1466)
10. Bhre Pandansalas / Suraprabhawa / Brawijaya IV (1466-1468)
11. Bhre Kertabumi /Brawijaya V (1468 -1478)
12. Girindrawardhana / Brawijaya VI (1478-1489)
13. Patih Udara / Brawijaya VII (1489-1527).
Salah satu anak dari Brawijaya V dari isterinya bernama Siu Ban Ci, bernama Raden Fatah bersama-sama dengan para ulama Islam Walisongo mendirikan Kesultanan Demak. Demak berhasil menundukkan Majapahit sehingga selanjutnya Majapahit menjadi bawahan Kesultanan Demak.
Raja-raja Demak:
1. Raden Fatah (1500-1518)
2. Pati Unus (1518-1521)
3. Sultan Trenggono (1521-1546)
Raja-raja Pajang:
1. Jaka Tingkir atau Adiwijaya (1568-1583)
2. Arya Pangiri atau Awantipura (1583-1586)
3. Pangeran Benawa atau Prabuwijaya (1586-1587)
Raja-raja Mataram Islam:
1. Sutawijaya / Penembahan Senopati (1584-1601)
2. Raden Mas Jolang / Panembahan Seda Ing Krapyak (1601-1613)
3. Raden Mas Rangsang / Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-1645)
4. Raden Mas Sayidin / Amangkurat I (1646-1677)
5. Pangeran Adipati Anom / Amangkurat II (1677-1703)
6. Amangkurat III (1703-1705)
7. Pakubuwono I (1705-1719)
8. Amangkurat IV (1719-1726)
9. Pakubuwono II (1726-1749)
10. Pakubuwono III (1749-1788)
Tahun 1755 Mataram Islam runtuh dengan ditandatanganinya Perjanjian Giyanti, di mana Mataram dibagi dua, menjadi Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Bahkan Pakubuwana III diangkat oleh van Imhoff, mengikuti semua kehendak VOC dan dipaksa menandatangani Perjanjian Giyanti tersebut.
Raja-raja Yogyakarta:
1. Sultan Hamengkubuwono I (1755-1792)
2. Sultan Hamengkubuwono II (1792-1810)
3. Sultan Hamengkubuwono III (1810-1811)
Di tahun 1811-1812 dijabat lagi Sultan Hamengkubuwono II, lalu 1812-1814 dijabat lagi Sultan Hamengkubuwono III.
4. Sultan Hamengkubuwono IV (1814-1823)
5. Sultan Hamengkubuwono V (1823-1826)
Tahun 1826-1828 dijabat lagi oleh Sultan Hamengkubuwono II. Lalu 1828-1855 dijabat lagi oleh Sultan Hamengkubuwono V.
6. Sultan Hamengkubuwono VI (1855-1877)
7. Sultan Hamengkubuwono VII (1877-1921)
8. Sultan Hamengkubuwono VIII (1921-1939)
9. Sultan Hamengkubuwono IX (1940-1988)
10. Sultan Hamengkubuwono X (1989 – ….)
Raja-raja Kasunanan Surakarta:
1. Pakubuwono II (1745-1749)
2. Pakubuwono III (1749-1788)
3. Pakubuwono IV (1788-1820)
4. Pakubuwono V (1820-1823)
5. Pakubuwono VI (1823-1830)
6. Pakubuwono VII (1830-1858)
7. Pakubuwono VIII (1859-1861)
8. Pakubuwono IX (1861-1893)
9. Pakubuwono X (1893-1939)
10. Pakubuwono XI (1939-1944)
11. Pakubuwono XII (1944-2004)
12. Pakubuwono XIII (2004 – ......)
Raja-raja Mangkunegaran:
1. Mangkunegoro I / Raden Mas Said (1757-1795)
2. Mangkunegoro II (1796-1835)
3. Mangkunegoro III (1835-1853)
4. Mangkunegoro IV (1853-1881)
5. Mangkunegoro V (1881-1896)
6. Mangkunegoro VI (1896-1916)
7. Mangkunegoro VII (1916-1944)
8. Mangkunegoro VIII (1944-1987)
9. Mangkunegoro IX (1987-2021)
10. Mangkunegoro X (2022 - …..)
Para Adipati Pakualaman Yogyakarta:
1. Paku Alam I (1813-1829)
2. Paku Alam II (1829-1858)
3. Paku Alam III (1858-1864)
4. Paku Alam IV (1864-1878)
5. Paku Alam V (1878-1900)
6. Paku Alam VI (1901-1902)
7. Paku Alam VII (1903-1938)
8. Paku Alam VIII (1938-1998)
9. Paku Alam IX (1998 – 2016)
10. Paku Alam X (2016 - ……..)
Nb: Mohon bila ada salah dalam penulisan dan ada penambahan silahkan untuk Komen.
Komentar
Posting Komentar